Pembinaan dari Rektor untuk Pengelola INSUD yang baru
2 min readDalam menjalankan tri dharma, perguruan tinggi memerlukan bekal dan arah yang jelas. Dr. Ahmad Iwan Zunaih, Lc. M.M., M.Pd.I menegaskan bahwa civitas akademik INSUD Lamongan memerlukan lima modal dasar untuk melakukannya dengan baik. Kelima modal tersebut terkait dengan akhlak, kemampuan bekerjasama, wawasan global dan keahlian yang spesifik. Hal ini disampaikan dalam acara pembinaan untuk pengelola INSUD Lamongan yang baru dilantik untuk periode 2021-2026 di ruang dosen INSUD, 17/1/2021.
Sebagai perguruan tinggi yang memiliki ciri khas pesantren, civitas akademik INSUD Lamongan harus menguatkan akhlakul karimah dalam setiap tindakan. Untuk mencapai semua itu, segala kegiatan baik akademik maupun non akademik harus mengedepankan dan diarahkan untuk menerapkan nilai tersebut. Dosen harus mampu menjadi contoh yang baik untuk melaksanakan nilai ini dalam pembelajaran maupun dalam berinteraksi di luar perkuliahan.
Berikutnya, civitas akademik INSUD Lamongan diharapkan mampu berpikir kreatif dan inovatif. Hal ini bisa dirangsang dari pembelajaran yang berkualitas, yang mampu mendorong daya pikir kritis dan luas. Sehingga, mestinya metode pembelajaran yang digunakan bukan hanya untuk transfer pengetahuan, tapi lebih pada metode-metode yang mampu merangsang pemikiran tersebut.
Civitas akademik harus mengembangkan kerjasama atau kemitraan dengan berbagai pihak. Dengan begitu, keilmuan dapat dikembangkan dan lebih dimanfaatkan secara luas.
Untuk bisa memiliki wawasan yang luas diperlukan keterbukaan untuk mempelajari perkembangan secara global. Sehingga, pemikiran tidak hanya berkutat pada ruang lokal saja, melainkan harus memahami juga yang terjadi di dunia internasional. Dengan begitu, kita bisa lebih siap untuk bersaing di tingkat global.
Hal pokok berikutnya yang perlu dimiliki ialah keahlian khusus dan karakter yang membentuk jati diri dan kualitas pribadi. Keahlian yang spesifik ini bisa dikembangkan di tingkat masing-masing prodi, melalui kegiatan akademik maupun non akademik. Maka selanjutnya perlu senantiasa dikaji dan dievaluasi kurikulum yang ada di masing-masing prodi. Jika perlu, kurikulum harus diubah demi menyesuaikan nilai-nilai dan keterampilan yang kita harapkan.
Pembinaan Rektor ini menjadi pertimbangan penting dalam menentukan langkah strategis pengelolaan lembaga. Untuk mencapai tujuan bersama, diharapkan kesadaran, partisipasi aktif dan kerjasama yang sinergis seluruh civitas akademik, baik dari pengelola, tenaga pendidik dan kependidikan maupun mahasiswa.